Melihat Perkembangan Seni Rupa Indonesia di FKI-6

oleh: Putri Dwimirnani
Foto: Dok. FKI-6 2009

JAKARTA - Perkembangan seni di Indonesia, sama seperti negara lain, telah memasuki fase kontemporer. Artinya, seni memberi ruang gerak dan ekspresi jauh lebih luas dibanding sebelumnya. Atas perkembangan tersebut, Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke-6 di Taman Ismail Marzuki. Temanya 'Exploring Root of Identity'.

Sebagai bagian dari helatan tersebut, Pameran Seni Rupa Kontemporer diselenggarakan dengan melibatkan lima Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia. Antara lain, Institut Kesenian Jakarta, ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Denpasar, dan STKW Surabaya.

Melina Surya Dewi, Ketua Panitia Pelaksana FKI 6-2009, menjelaskan "Ini merupakan pameran pertama dalam FKI yang menampilkan kurator seni." Setidaknya lima kurator dari berbagai latar belakang dilibatkan untuk menilai karya seni yang dipamerkan.

Di pameran yang berlangsung pada 17-24 Oktober 2009 ini, tak hanya ditampilkan karya seni berupa lukisan patung, tapi juga seni instalasi, keramik, digital printing, komik, hingga fotografi.

Akhir-akhir ini fotografi seni memang makin marak, terutama di Jakarta. Menurut Asikin Hasan, salah satu kurator yang terlibat, "Perkembangan fotografi di Jakarta demikian pesat hanya dalam beberapa tahun terakhir. Sebab, Jakarta merupakan kota metropolitan dengan begitu banyak orang dan aktivitas di dalamnya."

Pameran ini makin menarik melihat para peserta yang merupakan alumni dari berbagai institusi seni di Indonesia yang kini sedang naik daun. Sebut saja misalnya Ismail yang terkenal dengan komik strip 'Sukribo'. Di sini ia bereksplorasi dengan mengangkat tokoh Sukribo pada media kanvas.

Mikke Susanto, satu dari dua kurator yang hadir, menyebutkan, "Pameran ini menyajikan perkembangan para alumni dari lima Perguruan Tinggi Seni di Indonesia." Artinya, seluruh seniman yang terlibat telah melepaskan identitas institusi masing-masing dan bereksplorasi sesuai kreativitas dan karakter masing-masing.

Tak hanya itu, karya yang tampil diharapkan mampu mewakili isu-isu mengenai keilmuan dan keterampilan (craftmanship), menjadi perpaduan antara apa yang dipelajari di kampus dan dunia luar, serta menjadi media atau jembatan bagi kebutuhan masyaraka

apakah itu seni

SENI DAN APAKAH ITU SENI? Berbicara tentang pengertian seni, mungkin kita akan merasa sedikit bingung, karena terlalu banyak ahli yang mengartikan persoalan seni. Belum ada kesepakatan yang jelas mengenainya, karena tinjauan yang dipakai berbeda-beda. Sejauh ini, dari berbagai pernyataan tentang seni mengarah pada persoalan kesanggupan akal manusia baik berupa kegiatan rohani maupun fisik untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai artistik(luar biasa), menggugah perasaan orang lain. Namun ada beberapa pengertian seni yang bisa kita jadikan sebagai acuan dalam mempelajari Seni itu sendiri. Yang pertama seni dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukan semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan ataupun karena dorongan spiritual (Everyman Encyclopedia). Kedua, seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia (dalam karya Ki Hajar Dewantara, bagian pertama: Pendidikan, Majelis luhur persatuan Taman Siswa, Yogyakarta,1962). Tiga Seni merupakan kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realitet (kenyataan) dalam suatau karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani penerimanya (Akhidiyat Karta Mihaja,” Seni dalam pembinaan Kepribadian Nasional). Empat Seni merupakan alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya ( Thomas Munro,Evolution in the Art, The Cleveland Museum of Art, Cleveland,1963). Sedangkan seorang pelukis asal Indonesia S, Sudjojono mengatakan, seni adalah jiwo kethok. Enam Seni adalah karya manusia yang mengkominikasikan pengalaman-pengalaman batinnya; pengalaman batin tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya. Kelahirannya tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiannya memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual (Soedarso Sp). Tujuh seni adalah sebagai transmission 0of feeling (Leo Tolstoy, What is Art?, Bob Merrill, Indiana polis , New york,1960). Delapan Seni merupakan imitasi atau realita tiruan dari alam/ilahi; Sembilan seni lahir dilatarbelakangi adanya dorongan bermain-main (play impuls) yang ada dalam diri seniman (dikembangkan dari teori permainan oleh Frederich Schiller & Herbert Spencer). Dari berbagai pengertian tentang seni tersebut, kita bisa memilih salah satu arti seni dan menyimpulkan apa pengertian seni yang sebenarnya sebagai pedoman dan dalam proses penciptaan karya seni dan guna memahami arti seni. Tentunya hal itu tidak terlepas dari pengetahuan kita tentang seni sebelumnya. Hamka Agung Balya

mencari jati diri

mencari jati diri
aclyric on canvas. 150 x 100 cm.

ledakan jiwa

ledakan jiwa
aclyric on canvas. 200 x 150 cm.

kra'motak

kra'motak
media: campuran. 20x30cm.

iblis budaya

iblis budaya
aclyric on canvas. 50x40cm.

generasi terbelenggu

generasi terbelenggu
acllyric on canvas. 130x100cm.

nyanyian kaum urban

nyanyian kaum urban
acliric on canvas. 200 x 150 cm

my profil

Foto saya
jember, jawa timur, Indonesia
aku adalah aku, bukan kamu!