seni

SENI DAN APAKAH ITU SENI?

Berbicara tentang pengertian seni, mungkin kita akan merasa sedikit bingung, karena terlalu banyak ahli yang mengartikan persoalan seni.

Belum ada kesepakatan yang jelas mengenainya, karena tinjauan yang dipakai berbeda-beda. Sejauh ini, dari berbagai pernyataan tentang seni mengarah pada persoalan kesanggupan akal manusia baik berupa kegiatan rohani maupun fisik untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai artistik(luar biasa), menggugah perasaan orang lain.

Namun ada beberapa pengertian seni yang bisa kita jadikan sebagai acuan dalam mempelajari Seni itu sendiri. Yang pertama seni dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukan semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan ataupun karena dorongan spiritual (Everyman Encyclopedia).

Kedua, seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia (dalam karya Ki Hajar Dewantara, bagian pertama: Pendidikan, Majelis luhur persatuan Taman Siswa, Yogyakarta,1962).

Tiga Seni merupakan kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realitet (kenyataan) dalam suatau karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani penerimanya (Akhidiyat Karta Mihaja,” Seni dalam pembinaan Kepribadian Nasional). Empat Seni merupakan alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya ( Thomas Munro,Evolution in the Art, The Cleveland Museum of Art, Cleveland,1963).

Sedangkan seorang pelukis asal Indonesia S, Sudjojono mengatakan, seni adalah jiwo kethok.

Enam Seni adalah karya manusia yang mengkominikasikan pengalaman-pengalaman batinnya; pengalaman batin tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya. Kelahirannya tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiannya memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual (Soedarso Sp).

Tujuh seni adalah sebagai transmission 0of feeling (Leo Tolstoy, What is Art?, Bob Merrill, Indiana polis , New york,1960).

Delapan Seni merupakan imitasi atau realita tiruan dari alam/ilahi;

Sembilan seni lahir dilatarbelakangi adanya dorongan bermain-main (play impuls) yang ada dalam diri seniman (dikembangkan dari teori permainan oleh Frederich Schiller & Herbert Spencer).

Dari berbagai pengertian tentang seni tersebut, kita bisa memilih salah satu arti seni dan menyimpulkan apa pengertian seni yang sebenarnya sebagai pedoman dan dalam proses penciptaan karya seni dan guna memahami arti seni. Tentunya hal itu tidak terlepas dari pengetahuan kita tentang seni sebelumnya.

Karya Seni dan Fungsinya

Berpegang pada salah satu pengertian Seni, dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman bukan hanya sekedar pandai menggerakan kuas. Seorang penyanyi tidak hanya dapat bersuara nyaring dan hafal lagunya.

Dari keduanya dalam hal menggoreskan kuas kedalam kanvas dan menyanyikan lagu, rohani yang berupa emosi juga selalu ikut bekerja. Sebelum menciptakan karya seninya, seorang seniman harus mengenali, menghayati obyek karya yang akan dikerjakan. Bahkan dalam proses penciptaan pun harus ada kesatuan antara kegiatan jasmani dan rohaninya.

Hubungan Seniman Dengan Alam

Yang disebut dengan seniman adalah pelaku seni atau orang yang pekerjaannya menciptakan karya seni.

Pada jaman dahulu penciptaan karya seni semata-mata adalah untuk memperlengkapi kebutuhan pokok manusia dalam mengusai alam. Misalnya memperhalus kapak dari batu, yang selanjutnya diberi hiasan. Menggambar binatang pada dinding-dinding gua untuk mengagumi atau sebagai gambar sasaran dari binatang diburunya. Menghiasi alat-alat upacara ritual dengan mengambil bentuk alam, binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Baru pada periode berikutnya orang berkeinginan untuk meniru alam senyata-nyatanya, seperti menciptakan bentuk patung Dewa yang dianggap sebagai makhluk luar biasa, dengan membentuk patung dari batu atau dari kayu dengan meniru bentuk manusia yang bertubuh perkasa, atau melukiskan Dewi yang cantik jelita. Untuk tarian mereka meniru gerak-gerik binatang taupun gerak alam yang lain.

Selanjutnya seniman dalam menciptakan karya seni tidakl lagi hanya meniru bentuk alam, tetapi alam dipakai sebagai sumber ide penciptaan seni. Oleh sebab itu kita akan menggambar obyek yang sama dengan hasil yang berlainan, baik bentuk dan pewarnaannya.

Hubungan Seniman Dan Karya Seni

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa karya seni itu bukan semata(-mata pekerjaan jasmani saja, tetapi peranan btin yang ingin memenuhi tuntutannya akan menimbulkan ciptaan-ciptaan baru.

Terwujudnya suatu karya seni oleh seorang seniaman pertama-tma karena adanya dorongan batin terhadap suatu tanggapan suatu obyek, dan selanjutnya mengekspresikan ( membabarkan) kedalam bentuk karya seni. Kalau karya itu berbentuk rupa disebut seni rupa, kalau berbentuk gerak disebut seni tari, kalau berbentuk bunyi disebut seni musik dan lain sebagainya.

Kecapakan jasmani dapat dilatih. Tetapi dorongan batin seniman tidak dapat timbul karena latihan. Kepekaan dorongan batin antara orang yang satu akan berbeda dengan yang lainnya. Yang satu mungkin lebih peka dari yang lain. Sehingga kebanyakan orang mengatakan seseorang mempunyai bkat yang lebih besar dari seoarang yang lain.

Karena sikap manusia itu selalu ingin berlebih dari yng lain, itulah sebabny karya seni itu selalu berubah dan berkembang. Seorang seniman dikatakan kreatif kalau dia secara cepat dn mudah untuk mengekspresikan dorongan batinnya dengan bentuk karya seni yang selalu baru.

Hubungan Seniman Dengan Masyarakat

Seni pada dasarnya adalah ungkapan isi hati dan perasaan yang dapat disebut sebagai bahasa seniman yang dikomunikasikan. Sumber komunikasinya adalah pencipta seni (seniman), sedangkan penerimanya adalah orang yang mengamati atau masyarakat.

Seniman menciptakan karya seni bukannya untuk dinikmati sendiri. Tetapi selaku pribadi berkeinginan karyanya itu dapat diketahui, dinikmati, dipahami dan dinilai dan dihargai oleh orang lain.

Dilihat dari sejarahnya seniman memang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat lingkungannya. Seniman yang berkeinginan meningkatkan karya seninya harus tanggap dengan penilaian masyarakat sekitarnya.

Suatu contoh dimana telah terjadi di Negara Belanda, seorang seniman yang bernama Vincent Van Gogh terpaksa bunuh diri karena karya ciptaanya tidak diakui oleh masyarakat pada jamannya. Masyarakat selain sebagai penilai dan pengagum, ikut pula mempopulerkan karya seninya. Bahkan masyarakat dapat memelihara kelangsungan karya seni pada generasi berikutnya.

Funsi Seni

Setiap karya seni yang dibuat oleh manusia selalu terkandung maksud untuk apa karya seni itu dibuat. Apakah ada kegunaan baik untuk diri sendiri yang mencipta, atau untuk orang lain. Kegunaan yang diperuntukan diri sendiri ( seniman) disebut fungsi individual, sedangkan yang diperuntukan orang lain atau masyarakat disebut fungsi sosial.

Fungsi Individual

Seorang seniman menciptakan karya seni selain untuk memenuhi kebutuhan jasmani, juga yang dianggap lebih utama adalah: untuk mencapai kepuasan rohani.

- Karya seni dapat memenuhi kebutuhan jasmani, karena dengan terciptanya suatu karya seni oleh senimannya, akan menambah jumlah harta kepemilikan, baik yang berupa benda yang mempunyai nilai uang, maupun yang berupa kecakpan, yang dapat dipakai untuk menunjng memenuhi kehidupannya sehari-hari.

- Sedangkan seni itu dapat memenuhi kepuasan rohani, ialah pada waktu proses penciptaan sampai terwjudnya karya seni itu seniman dapat mengekspreskan seluruh perasaan dan batinnya, seperti perasaan senang, susah, pandangan hidup, dan gagasan-gagasan yang lain.

Dalam karya seni itulah nantinya akan nampak pribadi dan pandangan hidup dari seniman pembuatna, yang masing-masing berbeda antara seniman yang satu dengan seniman yang lainnya.

Fungsi Sosial

Selaku warga masyarakat seorang seniman harus bertanggung jawab atas karya seninya, bagaimana karya itu dapat berguna untuk kepentingan orang banyak. Dalam banyak segi kehidupan, karya seni tersebut dapat dimanfatkn, terutama dalam bidang:

A. Penerangan
S
eni sebagai alat komunikasi pada zaman sekarang banyak dibutuhkan, yaitu untuk memperjelas penyampaian pesan kepada masyarakat yang belum terjangkau bila pesan itu disampaikan dengan bahasa lesan maupun tulisan. Penerangan dengan menggunakan media poster atau reklame (seni rupa), seni drama atau seni sastra dengan tema tertentu, akan lebih terkesan diterima oleh masyarakat disbanding dengan hanya melalui bahasa lesan / tulisan.

B. Pendidikan
Seni dalam dunia pendidikan telah diajarkan kepada siswa, supaya dengan mempelajari seni, siswa dapat memperhalus budi pekertiny, dan mereka dapat lebih mengerti dan menghargai budaya bangsa. Seni dalam dunia pendidikan dapat juga dipakai sebagai alat peraga untuk semua jenis bidang studi.

C. Keagamaan
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada semua agama dalam segala perkembangannya, selalu menggunakan karya seni sebagai perlengkapannya. Baik untuk upacara rituilnya maupun untuk dekorasi bangunannya. Bahkan didalam sejarah telah dicatat banyak karya-karya seni tumbuh dan berkembang yang dilator belakangi oleh agama. Baik yang berbentuk seni rupa, seni musik, seni tari dan seni yang lain.

D. Hiburan
Segala jenis hiburan maupun tempat hiburan tanpa ditunjang oleh karya seni akan terasa lenggang. Unsur seni dalam semua bagian media hiburan selalu melekat di dalamnya. Misalnya dari seni rupa : adalah sebagai penyempurnaan dekorasi, interior, kostum dan sebagai alat promosi. Dari seni musik : dipakai sebagai pengiring maupun sebagai ilustrasi adegan maupun untuk menyemarakan suasana. Dan bahkan dari banyak seni dapat mendukung terselenggaranya suatu hiburan.

SENI RUPA

Sedikit membahas tentang Seni Rupa

Karya seni rupa adalah karya seni yang berwujud rupa yang dapat diindera dengan mata (kasat mata). Wujudnya dapat berupa dua dimensi (dua ukuran : panjang x lebar) seperti lukisan, potret batik dll, atau berwujud tiga dimensi ( ukuran : panjang x lebar x tebal) seperti patung, keramik, karya arsitektur dll.

Karya seni rupa masa lampau dan masa kini

Seni rupa yang kita kenal sekarang ini telah ada sejak zaman prasejarah.

Dalam perkembangannya dikenal 3 tingkat perkembangan, yaitu:
1. Seni rupa primitive
2. Seni rupa klasik
3. Seni rupa modern.
Kita mengenal seni rupa primitive dari peninggalan-peninggalan dari zaman masa lampau.

Ratusan tahun yang lampau manusia telah membuat patung maupun lukisan. Salah satu diantara yang kita ketahui sekarang adalah suatu rangkaian lukisan pada dinding gua jauh dibawah tanah, di Spanyol dan Perancis. Lukisan itu dari tahun antara 20.000.

Dan mengenai seni patung, pernah diketemukan di Perancis tengah patung dalam bentuk bison yang di buat dari bahan tanduk rusa. Menurut pemikiran dibuat antara tahun 500.000 dan 20.000 sebelum masehi.

Seni rupa primitive mempunyai ciri-ciri yang khusus, antara lain patung-patung digunakan untuk upacara-upacara kepercayaan. Karena itu kalau melukiskan manusia, terasa diliputi kabut misteri, magis, serta penuh dengan perlambangan.

Suatu contoh seni rupa primitive ; sebuah patung “ Pengemis perempuan membawa tempurung”. Pahatan suka baluba, Kongo, Afrika.

Pelukisan seni rupa primitive itu secara ekspresif. Karena itu pelukisannya tanpa mengenal proporsi kewajaran. Ditampilkan pernyataan kejiwaan saja, sehingga kalau mengadakan penonjolan-penonjolan bagian-bagian tertentu dari tubuh manusia misalna, juh dilebih-lebihkan.

Seni rupa primitive melukiskan apa adanya. Sering tanpa pertimbangan susila. Misalnya ptung manusia dilukiskan mulut ternganga, mata melebr, perut buncit, telanjang bulat.

Seni rupa klasik

Seni rupa klasik menunjukan pelukisn yang jauh berbedah dengan seni rupa primitive. Misalnya dlam hal melukiskan manusia, digambarkannya dalam bentuk yang idial indah. Manusia dipndng sebagai mahluk yang sesempurna-sempurnanya. Melukiskan seorang lelaki digambarknnya kepahlwanannya, kekuatannya, bentuknya yang atlistis, cakap. Melukiskan seorang wanita digambarkan kehalusannya, kecntikannya, gemulainya. Dengan demikian manusia tercermin sebagai dewa atau bidadari.

Contoh seni rupa klasik : ‘Mona Lisa” seorang wanita bangsawan. Lukisan ini sangat terkenal berhubung dengan senyumannya yang murung dan penuh misteri. Karya :eonarda da vinci tahun 1503.

Pada seni rupa klasik etik ( kesopanan) dan estetik (keindahan) dikembangkan sejauh-jauhnya. Dilukisankannya segi-segi kehidupan yang wajar. Dan sehubungan dengan tuntutan keindahan itu, diperlukan alat-alat yang lebih sempurna dalam menggunakan alat, mempelajari lebih tekun anatomi, perspektif dan kejiwaan.

Seni rupa modern

Seni rupa modern adalah suatu tingkatan baru. Dalam melukiskan manusia tidak hanya tergambar sebagai manusia biologis, akan tetapi juga menampilkan manusa rohaniah.

Dalam bentuknya yang kita hayati, tidak hanya mencontoh bentuk obyeknya semata-mata. Juga warna tidak digunakn yang sama dengan warna objeknya menurut penglihatan kita.

Bentuk dan warna yang digunakn pada seni rupa modern adalah bentuk dan warna yang lahie dari apa yang dipikirkan, direnungkan, dan dirasakan. Secara spontan digambarkan yang sesuai dengan yang hendak dinyatakan.

Contoh patung “ keluarga” dibuat oleh Henry Moore, Inggris.

PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA

Kepulauan Indonesia yang tersebar luas itu didiami oleh bermacam-macam suku bangsa. Masing-masing suku bangsa berlainan kebudayannya. Akan tetapi pada dasarnya mempunyai dasar yang sama. Namun perkembangan masing-masimg mengakibatkn berlainan corak. Antara lain karena pengaruh yang datang dari luar tidak merata diseluruh kepulauan Indonesia. Adapun dasar yang sama itu adalah kebudayaan yang disebut Indonesia asli, yang berpangkal pada kepercayaan gaib roh nenek moyang.

Dengan dasar kebudayaan Indonesia asli itu, bangsa Indonesia dalam ciptaannya menunjukan kepribadiannya dengan corak yang tersendiri.

Dari zaman purbakala, zaman sebelum sejarah tertulis, telah ditemukan peninggaln-peninggaln kebudayaan dari zaman batu. Peninggalan itu berupa meja batu, kursi batu dan balai berlantaikan batu.

Dari zaman batu yang lebih akhir, ditemukan peninggalan ruangan berdinding batu didalam tanah dan mungkin peti mati mayat dari batu. Ada tanda-tanda yang menunjukan bahwa ruangan dan peti tersebut pada sebelah bagian dinding dalamnya berlukiskan. Oleh karena itu diperkirakan mungkin sekali seni lukis Indonesia telah mulai pada zaman itu.

Kemudian terdapat peninggalan-peninggalan patung-patung nenek moyang yang bentuknya sangat sederhana sekali, akan tetapi tetap indah dan seolah-olah memiliki kekuatan gaib.

Pada beberapa suku bangsa seperti Nias, Toraja, dan Irian masih terdapat sisa-sisanya. Oleh suku bangsa Toraja masih dibuat patung nenek moyang. Juga oleh suku Asmat di Irian Jaya.

Pada ketika itu pahatan-pahatan dikerjakan dengan menggunakan sejenis kerang, gigi anjing, tulang, taring babi.

Hasil karya seni rupa ketika itu erat hubungannya dengan kebutuhan dan kepercayaan mereka. Pahatan –pahatan mereka melukiskan lambang-lambang hidup dengan binatang-binatang buas, manusia, atau sekitar mereka seperti daun-daun pohon tertentu.

Hasil karya mereka berupa pahat-pahatan pada perisai, lembing, panah, topeng, gendang, terompet, patung-patung nenek moyang dan lain-lain.

Perkembangan tingkat berikutnya yaitu sesudah bangsa Indonesia berkenalan dengan kebudayaan Hindu. Pada zaman itu timbullah kerajaan-kerajaan yang besar. Mula-mula di Jawa Barat, kemudian Jawa tengah dan akhirnya di Jawa Timur pusatnya. Demikian juga halnya di Sumatra dan kalimantan. Pada ketika itu seni rupa mendapat kesempatan untuk berkembang seluas-luasnya.

Raja erlangga sebagai Wisnu berkendaraan burung garuda. Patung ini berasal dari tempat pemandian Belahan, Jawa Timur.

Dengan datangnya zaman Indonesia Hindu ini, penyembahan nenek moyang disesuaikan dengan penyembahan kepada dewa-dewa Hindu. Raja-raja dianggap sebagai penjelmaan dari dewa didunia yang memikul suatu tugas. Kemudian ketika raja itu mangkat, dibuatlah baginya makam berupa candi. Didalam candi ditempatkan patung raja dengan memakai tanda-tanda kedewaannya, diatas abu pembakarannya. Begitu halnya, patung raja erlangga dibuat seperti patung dewa wisnu diatas garuda. Patung Ken dedes yang berasal dari Singosari diciptakannya sebagai Pradnyaparamita. Patung ini adalah contoh yang bermutu tinggi alam seni pahat Indonesia.

Pada abad ke 8 sampai dengan abad ke 10, seni patung disini bercorak naturalisme ( melukiskan segala-galanya menurut keadaan yang sebenarnya ) yang sangat tinggi. Relief (gambar timbul) pada candi Borobudur menunjukan hal itu. Relief tersebut merupakan rangkaian dari sejarah budha. Candi Prambanan dihiasi dengan relief cerita Ramayana.

Contoh gambar candi borobudor dan patung kepala Budha bersal dari candi borobudur.

Pada relief candi Borobudur terdapat ganbar seorang raja sedang menerima utusan negeri asing yang membawa potret seorang putri. Utusan itu tentu datang dari seberang laut, ternyata dari kapalnya yang sedang berlabuh. Pada gambar lain, utusan itu memperlihatkan potret seorang pangeran yang berkendaraan seekor gajah. Dengan memperhatikan kedua gambaran ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada masa itu telah ada seni lukis potert. Kemudian kebudayaan berpindah dari Jawa tenggah ke jawa Timur.

Seni rupa disini mendapat perubahan bentuknya. Aliran naturalisme yang kita dapati pada patung-patung dan relief di Jawa tengah terdesak oleh aliran baru. Aliran ini lebih mementingkan pembagian bidang yang ditujukan kerah hiasan semata-mata.

Usaha –usaha perspektif hampir-hampir tidak terdapat lagi. manusia dan binatan digambarkan dalam bentuk baru. Pohon-pohon dan awan mendapat bentuk yang tertentu dengan memasukan pengertian kekuatan gaib.

Corak relief di Jawa Timur itu adalah corak Indonesia asli. Pendapat ini berdasarkan kenyataan bahwa bentuk manusia pada relief itu menyamai bentuk wayang. Sedangkan wayang adalah asli seni rupa Indonesia. Juga bersamaan coraknya dengan lukisan yang masih lazim di Bali.

Kedatangan Islam ke Indonesia kemudian ditandai dengan lahirnya kerajaan-kerajaan Islam Indonesia. Pusat kebudayaan Hindu-Budha meninggalkan Jawa berpindah ke Bali.

Dalam manuskrip-manuskrip lama Bali yang terdiri dari daun lontar yang berisi cerita-cerita legenda atau cerita wayang, banyak digunakan ilustrasi gambar sehubungan dengan ceritanya.

Ilustrasinya merupakan lukisan miniatuir ( dalam bentuk yang kecil ) yang indah. Pengerjaannya dengan semacam pisau yang digoreskan diatas daun lontar yang berukuran 2 sampai 5 cm sepanjang 11 sampai 18 cm. kemudian goresan-goresan tersebut diisi dengan campuran minyak dan jelaga.

Disini agama tetap merupakan sumber ilham dan daya penggerak yang maha besar kuat dan tiada habisnya bagi kehidupan penciptaan seni rupa. Karena itu seni lukis dan patung bali terutama sekitar dewa-dewa dan cerita Ramayana, yaitu cerita yang dianggap suci dan keramat oleh rakyat. Tak ada perhatian untuk memahat atau melukis peri kehidupan sehari-hari.

Tokoh-tokoh yang dilukiskan adalah dewa, kesatria, raja, raksasa. Banya lukisan tentang peperangan yang diambil dari cerita wayang. Adegan peperangan selalu digambarkan secara hebat. Kepala atau anggota badan yang putus, tumpahan-tumpahan darah, disana sini gambar panah, cakra atau senjata yang aneh-aneh beterbangan.

Contoh lukisan wayang

Antara tokoh yang baik dan yang jahat tampak dibedakan secra jelas. Tokoh yang baik terdiri dari raja, kesatria, putri, maupin dewa-dewa. Mereka ini digambarkannya dalam bentuk badan yang ramping, tangan yang panjang dan halus, wajah selalu tersenyum. Sedangkan tokoh-tokoh yang kasar serta jahat, digambarkan badan besar, berbulu, mata melotot, mulut menyeringai dengan gigi yang tajam-tajam, sehingga secara keseluruhan mencerminkan kekejaman.

Penggambaran tokoh-tokoh yang sedemikian itu juga pada wayang kulit Bali. Wayang kulit Bali berbeda dengan wayang kulit Jawa, meskipun wayang kulit Jawa itu sebagai bentuk asal dari wayang kulit Bali. Wayang kulit bali lebih realistis ( sesuai dengan keadaan yang nyata ), baik dalam hal menggambarkan wajah tokoh-tokohnya, sampai bentuk tubuh dan bagian-bagiannya.

Seni rupa atas

istilah ini untuk menyebut seni yang dihasilkan untuk keperluan kemewahan, produk-produk eksklusif, seni yang berhubungan dengan teknologi maju, industri impor yang berkaitan dengan pertumbuhan lapisan atas dan menengah masyarakat di kota besar. Yang oleh kaum terpelajar dinamakan pula “Seni lukis, Seni patung modern masuk golongan ini, begitu pula dengan yang disebut desain”; desain interior,produk grafis dan lain-lain.

Seni rupa atas tidak jauh beda dengan High art, yang dapat diartikan sebagai seni tinggi. seni adi luhung, seni yang diagungkan oleh masyarakat tertentu sehingga menimbulkan citra sukar untuk diubah karena telah melewati masa-masa keemasan dan dipercaya sebagai seni yang telah mewakili sejarah.

Seni rupa bawah

seni rupa bawah merupakan seni rupa yang distribusinya, produksinya dan konsumsinya berlangsung dilapisan sosial bawah dan menengah (menengah –bawah) di kota besar, terutama di kota kecil dan di desa.

Jelasnya seni rupa ini berhubungan dengan ekonomi lemah dan taraf hidup rendah, dipraktekkan oleh golongan kurang mampu, kurang terpelajar, berhubungan dengan teknologi yang sederhana, kadang dibuat sendiri atau bikinan lokal.

Sebagai contoh misalnya lukisan kaca,”Lukisan jalanan”, lukisan becak, lukisan dan patung bali yang banyak dijajakan di jualanan.

Sering kali seni rupa bawah dihubungkan dengan tradisi, meskipun cara dan sifat hubungan itu bermacam-macam.

Seni rupa bawah juga berkaitan dengan Low Art yang merupakan kebalikan dari High art, Low Art dianggap karya seni rendahan, seni nomor dua dimana seni yang sangat berdekatan dengan masyarakat kelas bawah, biasanya diproduksi secara masal dan mudah didaat serta murah harganya.

Seni Rupa kontemporer

Secara umum seni rupa kontemporer dapat diartikan seni rupa yang berkembang masa kini, karena kata “ komtemporer’ itu sendiri berartimasa yang sezaman dengan penulis atau pengamat saat ini.

Istilah ini tidak merujuk pada satu karakter tertentu. Karena istilah ini menunjuk pada sudut waktu, se3hingga yang terlihat adalah trend yang terjadi dan banyak mewarnai pada suatu masa atau zaman.

Jika dikaji lebih luas pada latar belakang yang muncul dalam seni rupa kontempore memang sangat beragam, karenanya belum ada kesepakatan yang baku untuk memberi tanda pada seni rupa kontemporer. Ada yang menganggap seni rupa kontemporer dari sudut teknis, seperti munculnya seni instalasi (yang bersifat instalatif, site spesific installation).

Menguatnya seni lokal (indiegenous art), sebagai jawaban atas munculnya masalah-masalah yang muncul dalam praktek dan perilaku artistik yang menyimpang dari konvensi sebelumnya(modernisme).

Ada pula yang menganggap menguatnya pengaruh ideologi postmodern & wacana post-kolonialism dewasa ini, sampai hanya dianggap sebagai pergantian istilah semata dari kata “ modern ‘ pada praktik artistik yang sama.

Seni Rupa Penyadaran, istilah ini di Indonesia dipopulerkan oleh Moelyono, seniman yang tinggal di pinggir kota tulungagung, Jawa Timur. Mendapat istilah “penyadaran” ketika ia telah terlibat intensif bersama para petani dan nelayan miskin di teluk Brumbun dan nggerangan, tulungagung.

Istilah “ penyadaran’ ia didasarkan pada pengertian belajar memahami kontradiksi sosial, politik, ekonomi,serta mengambil tindakan untuk melawan unsur-unsur yang menindas dari realitas tersebut.

Seni Rupa Penyadaran dilakukan dengan metode dialog dimana rakyat didudukan sebagai subjek untuk membuka kenungkinan komunikasi dan bersikap kritis. Sedangkan dasar dari gerakan ini adalah implementasi. Suatu pergulatan keberpihakan, keterlibatan yang memerlukan kesabaran, keuletan, posisi yang sejajar, demokratis dan ujian konsistensi sikap.

Gerakan Seni Penyadaran yang serupa juga dilakukan oleh suatu kelompok di Yogyakarta yang menamakan diri “Taring padi” yang cukup signifikan untuk dicatat sebagai kelompok yang bergerak atau lahir atas reaksi keadaan dan kondisi kehidupan kesenian di Indonesia. Mereka terdiri atas beberapa perupa yang rata-rata (sebagian besar ) adalah mahasiswa ISI Yogyakarta.

Di tengah silang sengkurat kehidupan kapitalisme yang melanda seni Indonesia mereka kebersamaan bahwasanya kesenian juga merupakan hak bagi rakyat kecil. Mereka berpameran, mengingatkan kesenian di lingkungan petani dengan menyelenggarakan festival-festival, pagelaran – pagelaran serta menerbitkan media komunikasi bernama Terompet Rakyat.

Dalam statusnya mereka menyebutkan bahwa misi Taring Padi adalah wadah pengembangan seni yang berorintasi budaya lokal kerakyatan yang digali dari kebutuhan rakyat serta pertumbuhan pribadi demokratis kerakyatan dan tidak materialistis. Mereka memproklamasikan diri pada tanggal 21 desember 1998 di LBH Yogyakarta. Beberapa nama anggota antara lain Yustoni Volunteero, devi Setiawan, Yususf (ucup), Surya Wirawan, syamsul (Icul) Bahri dan kawan-kawan.

sekitar tahun 2002, dikota kecil Jember, Jawa timur, juga lahir suatu komunitas yang menamakan diri “ Komunitas Keras Kepala”. Dimana gerakan komunitas yang didirikan oleh beberapa perupa lokal Jember yang beberapa diantaranya juga anggota kelompok Taring Padi Yogyakarta. Gerakan 2 kelompok seni tersebut mengadopsi gerakan yang serupa, gerakan seni penyadaran dan seni kerakyatan ( seni untuk Rakyat), yang dapat disebut juga sebagai seni pembebasan.

Melalui seni pembebasan itu mereka berusaha memberikan seruan-seruan untuk membuka kesadaran sejati massa rakyat dan menggerakannya untuk melawan dan membebaskan diri dari ketidakadilan tanpa ditekan oleh paksaan ideologi apapun.

Melalui karya-karyanya, komunitas yang beranggotakan beberapa perupa lokal diantaranya, Erik Wijayanto, Andy “letoy”, Triek “Kenthir”, dedi , Hamka Agung dan perupa-perupa lainnya ini, berusaha menyuarakan aspirasi rakyat dan mencoba merefleksikan konflik-konflik sosial yang terjadi di daerahnya kedalam karya-karyanya.

Hamka Agung Balya.

apakah itu seni

SENI DAN APAKAH ITU SENI? Berbicara tentang pengertian seni, mungkin kita akan merasa sedikit bingung, karena terlalu banyak ahli yang mengartikan persoalan seni. Belum ada kesepakatan yang jelas mengenainya, karena tinjauan yang dipakai berbeda-beda. Sejauh ini, dari berbagai pernyataan tentang seni mengarah pada persoalan kesanggupan akal manusia baik berupa kegiatan rohani maupun fisik untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai artistik(luar biasa), menggugah perasaan orang lain. Namun ada beberapa pengertian seni yang bisa kita jadikan sebagai acuan dalam mempelajari Seni itu sendiri. Yang pertama seni dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukan semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan ataupun karena dorongan spiritual (Everyman Encyclopedia). Kedua, seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia (dalam karya Ki Hajar Dewantara, bagian pertama: Pendidikan, Majelis luhur persatuan Taman Siswa, Yogyakarta,1962). Tiga Seni merupakan kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realitet (kenyataan) dalam suatau karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani penerimanya (Akhidiyat Karta Mihaja,” Seni dalam pembinaan Kepribadian Nasional). Empat Seni merupakan alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya ( Thomas Munro,Evolution in the Art, The Cleveland Museum of Art, Cleveland,1963). Sedangkan seorang pelukis asal Indonesia S, Sudjojono mengatakan, seni adalah jiwo kethok. Enam Seni adalah karya manusia yang mengkominikasikan pengalaman-pengalaman batinnya; pengalaman batin tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya. Kelahirannya tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiannya memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual (Soedarso Sp). Tujuh seni adalah sebagai transmission 0of feeling (Leo Tolstoy, What is Art?, Bob Merrill, Indiana polis , New york,1960). Delapan Seni merupakan imitasi atau realita tiruan dari alam/ilahi; Sembilan seni lahir dilatarbelakangi adanya dorongan bermain-main (play impuls) yang ada dalam diri seniman (dikembangkan dari teori permainan oleh Frederich Schiller & Herbert Spencer). Dari berbagai pengertian tentang seni tersebut, kita bisa memilih salah satu arti seni dan menyimpulkan apa pengertian seni yang sebenarnya sebagai pedoman dan dalam proses penciptaan karya seni dan guna memahami arti seni. Tentunya hal itu tidak terlepas dari pengetahuan kita tentang seni sebelumnya. Hamka Agung Balya

mencari jati diri

mencari jati diri
aclyric on canvas. 150 x 100 cm.

ledakan jiwa

ledakan jiwa
aclyric on canvas. 200 x 150 cm.

kra'motak

kra'motak
media: campuran. 20x30cm.

iblis budaya

iblis budaya
aclyric on canvas. 50x40cm.

generasi terbelenggu

generasi terbelenggu
acllyric on canvas. 130x100cm.

nyanyian kaum urban

nyanyian kaum urban
acliric on canvas. 200 x 150 cm

my profil

Foto saya
jember, jawa timur, Indonesia
aku adalah aku, bukan kamu!